- DEO-EKSCENT
- Pencipta Wayang Dongeng Ki. Deres Sugiono, S.Sn
- Persiapan aplikasi SIADPEND CENIK versi terbaru
- Lapak Desa Warung Cenik diharapkan mampu mambantu untuk membangun ekonomi di tingkat desa.
- Gondrong Kamsuri, seniman lukis berpotensi asli dari Dusun Gondanglegi
- Ini Reksa Dana Pilihan Kala Ekonomi Global Mulai Pulih
- Gotong Royong Lawan Covid-19
- Pemerintah Jepang Sampaikan Kabar Buruk, Pengusaha Diminta Menahan Diri
- UI Sampaikan Rekomendasi Strategi Pemulihan Ekonomi ke Pemerintah
- Sri Mulyani Ungkap Dampak Delta ke 144 Negara, Brasil-Jerman ! //
Strategi Pemasaran Produk Olahan Ikan Desa Sendang
Produk Olahan Desa Sendang
Keterangan Gambar : Kemasan Cemilan "Wader Pari", Produk Desa Sendang.
Indonesia memiliki wilayah lautan dan pesisir yang sangat besar dan menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat, hal ini disebabkan wilayah pesisir dan laut memiliki berbagai sumber daya alam serta yang dapat dijadikan sumber penghidupan. Salah satunya yaitu perikanan yang merupakan salah satu usaha manusia untuk mencapai kesejahteraan dengan cara mengelola dan memanfaatkan sumberdaya ikan dan biota lainnya yang bernilai ekonomis. Kegiatan pengolahan ikan di Indonesia masih tergolong pengolahan ikan tradisional dan dilakukan oleh skala industri rumah tangga. Namun, pengembangan usaha kecil atau menengah saat ini menjadi perhatian karena krisis ekonomi Indonesia (Howara, 2013).
Desa Sendang merupakan desa yang memiliki banyak potensi sumber daya alam salah satunya berupa perikanan di kawasan waduk Gajah Mungkur. Saat ini, pengelolaan waduk Gajah Mungkur dioptimalkan oleh masyarakat Desa Sendang untuk budidaya ikan. Pengelolaan budidaya perikanan dibagi menjadi dua (2) yaitu Perikanan budidaya pada Keramba Jaring Apung (KJA) dan perikanan tangkap.
- Keadaan Produk Olahan Ikan Desa Sendang
Bisnis produk olahan ikan saat ini banyak dikembangkan oleh usaha kecil mandiri dimana pelakunya adalah ibu rumah tangga Desa Sendang. Desa Sendang memiliki berbagai potensi, diantaranya yaitu budidaya dan pengolahan. Pada sub sektor perikanan seperti budidaya ikan nila, ikan wader, ikan patin dan sebagainya. Dari berbagai macam ikan yang dibudidaya, maka dapat diolah menjadi produk olahan ikan yang memiliki nilai tambah seperti botok ikan, nugget ikan, abon ikan, krupuk ikan, ikan wader goreng, dan olahan ikan nila.
A. Botok ikan
Desa Sendang yang berada di sebelah utara Waduk gajah Mungkur membuat sebagian besar masayarakat berprofesi sebagai nelayan dan pembudidaya ikan khususnya ikan nila. Ikan nila sebagai produk utama perikanan Desa Sendang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti botok ikan.
B. Nugget Ikan
Nugget ikan merupakan makanan khas dari Dsa Sendang yang bahan bakunya adalah ikan nila. Nugget ikan terbuat dari olahan daging ikan yang sudah di fillet dicampur dengan bumbu-bumbu tradisional.
C. Abon Ikan
Abon ikan merupakan makanan kering yang terbuat dari suiran-suiran daging ikan nila dan bumbu-bumbu tradisional.
D. Krupuk Ikan
Krupuk ikan merupakan makanan ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur dengan daging ikan nila yang telah dihaluskan dan bumbu-bumbu tradisional.
E. Ikan Wader Goreng
Wader goreng merupakan makanan khas yang hanya ditemukan di Desa Sendang. Ikan wader diolah dengan cara digoreng yang sebelumnya dicampur bumbu-bumbu tradisional dan tepung terigu. Tidak hanya ikan wader goreng, tetapi juga terdapat ikan bawal goreng, ikan nila goreng, ikan patin goreng, ikan kutuk goreng, dan sebagainya.
F. Olahan Ikan Nila
Olahan ikan nila yang berada di sekitar obyek wisata waduk Gajah Mungkur merupakan olahan makanan khas Desa Sendang yang dijual di beberapa warung makan seperti ikan nila goreng, ikan nila bakar, sop nila, nila bumbu rujak, nila asam manis, dan lain sebagainya.
- Keadaan Pemasaran Produk Olahan Ikan pada Masa Pandemi Covid-19
Indonesia dan dunia saat ini sedang mengalami pandemi covid-19. Himbauan untuk mencegah rantai penyebaran virus covid mengharuskan masyarakat untuk berdiam diri di rumah, sehingga hal ini berdampak pada ketidakstabilan ekonomi dan menimbulkan dampak bagi UMKM. Oleh karena itu, diperlukannya strategi pemasaran bagi UMKM agar dapat mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi ini (Hardilawati, 2020).
Menurut laporan dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pandemi covid-19 ini mempengaruhi perekonomian dari sisi penawaran dan permintaan. Dari sisi penawaran, perusahaan mengurangi pasokan bahan baku dan tenaga kerja yang tidak sehat serta rantai pasokan yang juga mengalami kendala. Sedangkan dari sisi permintaan menyebabkan kurangnya permintaan dan menurunnya kepercayaan konsumen terhadap suatu produk. Oleh karena itu, pelaku usaha dapat menyesuaikan diri dengan membuka toko online atau dengan berjualan melalui e-commerce. E-commerce merupakan sistem penjualan, pembelian dan memasarkan produk dengan memanfaatkan elektronik. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Hardilawati, 2019 dan Setyorini et al., 2019, menyimpulkan bahwa e-commerce memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja pemasaran dan pendapatan UMKM (Hardilawati, 2020).
Selain melakukan perdagangan e-commerce, pelaku UMKM juga diharuskan untuk dapat mengkomunikasikan produk secara intensif dengan melakukan pemasaran produk menggunakan digital marketing dan memanfaatkan media sosial untuk dapat menjangkau konsumen secara langsung dan dapat menekan biaya promosi. Digital marketing merupakan pemasaran yang dilakukan dengan menggunakan akses internet, memanfaatkan sosial media maupun menggunakan perangkat digital lainnya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendrawan et al., 2019, menyatakan bahwa digital marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan penjualan UMKM (Hardilawati, 2020).
Terdapat banyak UMKM produk olahan ikan di Desa Sendang yang terkena dampak Covid-19 yang ditandai dengan turunnya pendapatan mereka. Proses penjualan produk olahan ikan di Desa Sendang sebelum adanya masa pandemi ini dilakukan secara offline. Namun, dikarenakan adanya wabah Covid-19 maka beberapa pelaku UMKM beralih dari penjualan offline ke online. Berikut data UMKM produk olahan ikan di Desa Sendang dibawah ini:
Tabel 2. UMKM Produk Olahan Ikan Desa Sendang
No | Hasil Produk | Jumlah UMKM |
1 | Ikan Goreng | 32 |
2 | Ikan Bakar, Oleh-oleh ikan goreng | 2 |
3 | Ikan goreng dan ikan bakar | 1 |
4 | Warung makan | 1 |
5 | Ikan goreng, presto, pepes | 1 |
Sumber: Data UMKM Produk Olahan Ikan Desa Sendang, 2020
- Kendala UMKM Produk Olahan Ikan Desa Sendang
Kendala yang dihadapi oleh pelaku UMKM produk olahan ikan Desa Sendang pada masa pandemi adalah berkurangnya konsumen. Hal tersebut dikarenakan banyak tempat wisata yang ditutup. Selain itu, terdapat kendala bagi pelaku UMKM yang penjualan produknya tidak dilakukan secara online yaitu rata-rata mereka sudah tua dan tidak menguasai jejaring. Sedangkan pemasaran produk olahan ikan yang dilakukan secara online, biasanya dilakukan oleh kalangan muda atau keluarga muda yang menguasai teknologi modern.
- Strategi Pemasaran Produk Olahan Ikan
Strategi pemasaran produk olahan ikan dapat terlebih dahulu dilakukan pelatihan kegiatan pemasaran yang dilakukan dengan:
-
Menetapkan strategi pemasaran dan membuat target bisnis, kegiatan ini dilakukan dengan penentuan strategi pemasaran yang hendak dilakukan berdasarkan produk olahan yang hendak dipasarkan. Strategi pemasaran yang digunakan apabila produsen terkendala dengan penggunaan teknologi informasi dapat dilakukan dengan pemasaran secara offline dari mulut ke mulut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan produk.
-
Strategi pemasaran produk olahan ikan mencakup tiga strategi yaitu a) segmentasi pasar berdasarkan faktor geografis meliputi segmen dalam daerah dan luar daerah Desa Sendang, b) targeting meliputi seluruh segmen pasar (Full Market Coverage), dan c) Positioning yaitu pemasok berusaha memenuhi permintaan produk olahan ikan pada setiap segmen dan membangun image kepada konsumen, bahwa produk olahan ikan berasal dari Desa Sendang mempunyai rasa enak yang berbahan baku ikan segar.
-
Identifikasi pesaing, terget konsumen, dan diferensiasi produk, untuk dapat lebih menarik konsumen produk olahan ikan dapat lebih divariasikan misalnya dengan dibuat menjadi olahan produk bakso ikan, atau lainya. Sehingga produk yang dipasarkan dapat sesuai dengan jenis produk yang dibutuhkan oleh pasar.
-
Promosi secara online dan Promosi secara online merupakan promosi yang memanfaatkan media online seperti sosial media, dan sebagainya hingga produk sampai ke konsumen. Sedangkan promosi secara offline seperti menggunakan media cetak atau dapat dilakukan dengan promosi offline dari mulut ke mulut, sehingga produk dapat dikenal oleh masyarakat (Ulfa dkk, 2020).
-
Memperhatikan kemasan dan label. Dalam mendesain sebuah kemasan, hendaklah dibuat dengan bentuk, warna, dan tulisan yang menarik dan unik sehingga tampak berbeda dengan yang lainnya. Kemasan yang unik akan mencuri perhatian konsumen dan kemudian akan mempertimbangkannya untuk membelinya. Selain itu, pemberian label pada kemasan juga harus diperhatikan. Label pada kemasan memberikan informasi produk yang sebenarnya (Warni, 2015).
Selain itu, ada beberapa bentuk pemasaran digital yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM untuk dapat melakukan pemasaran produk olahan ikan di era pandemi ini, yaitu antara lain :
-
Publikasi video dan foto produk di akun sosial media secara intensif
-
Membuat video produk pemasaran yang ditayangkan melalui sosial media atau melakukan live promosi produk. Strategi ini jika dilakukan dengan benar akan berpengaruh positif terhadap bisnis
-
Melibatkan konsumen dalam pemilihan produk, melakukan edukasi dan pengenalan terhadap kualitas produk secara intensif di akun media sosial dan menggunakan kata-kata kreatif serta menggunakan hastag (#) agar lebih mudah ditemukan konsumen. Dengan hal ini diharapkan dapat terbentuk kesadaran merek dan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen (Hardilawati, 2020).
Pelaku UMKM produk olahan ikan juga harus menyesuaikan diri dan mengkondisikan penjualan produk dan jasanya. Sehingga, perlu adanya perbaikan kualitas produk dan penyesuaian pelayanan untuk dapat menarik konsumen. Menurut Tjiptono, 2011, Pelaku usaha dapat lebih memperketat standar pelayanannya dengan meningkatkan dan memastikan kebersihan dari produknya. Sedangkan jasa dan pelayanan dapat dikembangkan melalui media online dan menggunakan aktivitas layanan menggunakan daring sehingga bisa lebih efektif dan bisnis dapat berjalan seperti biasa. Pelayanan yang baik dapat membentuk kepercayaan konsumen sehingga dapat menciptakan kepuasan pelanggan dan membentuk loyalitas konsumen. Pada masa pandemi ini, kepercayaan konsumen menjadi salah satu faktor penting dalam keberlangsungan usaha (Hardilawati, 2020).